Jumat, Juni 05, 2020

Buang Rokok, Lalu Investasi

Analisa saya terkait Rokok dan Vape:

Kita tahu bahwa perokok di Negara Indonesia ini sangat banyak, khususnya para remaja yang menjadi genarasi penerus bangsa. Menurut riset yang bersumber dari Wikipedia.org sebanyak 51,1% masyarakat Indonesia merupakan perokok yang aktif dan tertinggi di ASEAN. Itu sangat jauh berbeda dengan negara-negara tetangga lainnya, seperti Brunei Darusallam yang hanya 0,06% dan Kamboja hanya 1,15% saja. 
 
Merokok atau nge-vape apakah itu berbahaya? Yah tentu saja, semua jenis rokok sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh, apalagi jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Dalam postingan instagram Bisnis.com dikatakan bahwa bahaya laten akibat merokok bisa menyebabkan berbagai macam penyakit, seperti : 1.Penyakit paru-paru (kanker, radang, bronchitis, pneumemonia), 2.Penyakit Organ Reproduksi (kanker, impotensi, mengurangi tingkat kesuburan), 3.Penyakit Lambung (kanker, meningkatkan asam lambung, tukak lambung), 4.Resiko Stroke Tinggi, dan untuk Perokok Pasif seperti keluarga atau orang terdekat lebih rentan terkena bahayanya dibandingkan dengan perokok aktif itu sendiri.

Untuk Vape sendiri juga memiliki bahaya laten yang hampir sama dengan rokok, seperti : 1.Meningkatkan resiko kanker, 2.Memicu penyakit jantung dan tumor, 3.Peradangan pada paru-paru, 4.Gangguan pernafasan, batuk, sesak napas, 5.Asma sampai menyempitkan pembuluh darah yang bisa memicu serangan jantung, iritasi mata, dan gangguan tenggorokan.

Jadi coba tanyakan pada diri sendiri apakah merokok itu perlu? Jika memang hal tersebut beresiko yang dapat menghambat kemajuan dan membahayakan kesehatan diri, lebih baik kurangi hal tersebut dan jika bisa coba untuk berhenti untuk tidak merokok ataupun nge-vape. 

Kita bisa ketahui para perokok di Indonesia tidak hanya berasal dari kalangan usia dewasa dan remaja saja melainkan anak-anak juga termasuk, padahal merekalah generasi penerus bangsa yang seharusnya dilindungi dari zat adiktif yang mengancam kesehatan.

Lalu siapakah yang menjadi target utama produsen rokok? Tentu saja anak-anak tersebut, dan kita ketahui mereka sengaja membuat agar rokok itu terlihat lebih menarik dan meningkatkan efek candu, serta banyak paparan iklan rokok yang secara tidak langsung telah terekam dalam alam bawah sadar dan akan dipraktekan dikemudian hari oleh anak ketika dewasa.

Mengapa rokok atau vape kini lebih menyebabkan kecanduan, lebih berbahaya dan lebih menarik bagi anak dan remaja? Dalam berita Kompas.com alasan tersebut karena yang -Pertama produsen rokok menambahkan Bronkodilator yaitu zat yang bekerja memperlebar luas permukaan bronkus pada paru, yang berakibat zat lebih mudah masuk ke paru. -Kedua tambahan Nikotin yang membuat efek kecanduannya meningkat. -Ketiga penambahan Perasa seperti rasa cokelat dan jagung manis yang dapat membuat rokok lebih menarik untuk dicoba, terutama bagi anak dan remaja. -Keempat Tembakau yang dicampur Nitrosamine yang lebih tinggi yang dapat memicu kanker. -Kelima penambahan Ammonia yang dapat meningkatkan kecepatan nikotin mencapai otak. -Keenam rasa Mentol yang membuat tenggorokan lebih dingin, sekaligus mengurangi iritasi sehingga merokok pun lebih terasa enak. -Ketujuh lubang ventilasi pada Filter rokok  yang membuat perokok bisa menghirup lebih dalam, yang efeknya zat lebih dalam masuk ke paru. -Dan yang terakhir penambahan Asam organic yang dapat mengurangi efek keras nikotin. 

Kita sudah mengetahui terkait bahayanya rokok, lalu mengapa kita tidak belajar berhenti merokok dan nge-vape? Lebih baik dana tersebut ditabung dan mencoba untuk berinvestasi saja. Kita coba hitung sama-sama, dalam berita Tirto.id harga sebungkus rokok favorit masyarakat di tahun 2020 ini berkisar antara Rp21.900 – Rp31.700 per bungkus. Misalnya seseorang merokok 1 bungkus perhari, berarti : sekitar Rp657.000 – 951.000 per bulan atau sekitar Rp7.884.000 – Rp11.412.000 per tahun. (Wow itu nilai yang sangat besar, menguras kantong).

Kemudian untuk Vape (Rokok Elektrik) dalam berita Liputan6.com harga Vapor dibanderol sekitar Rp100.000 – Rp1.000.000. Misalnya dalam 1 bulan seseorang mengabiskan 2 botol liquid 60ml, berarti :  Rp301.000 + Rp36.000 (koil) + Rp28.500 (kapas) dengan total Rp365.500 per bulan atau sekitar Rp 4.386.000 per tahun.

Kapan sebaiknya berhenti merokok atau nge-vape? Sebisa mungkin saat ini juga, karena kita tahu setelah dilakukan perhitungan dengan asumsi total yang dikeluarkan dalam setahun itu sangat besar dan lebih baik kita harus memulai menambung atau berinvestasi. Hal tersebut tidak harus dengan jumlah besar, setidaknya kita dapat mengurangi pengeluaran untuk rokok dan dialihkan kedalam investasi. Sesuai kebutuhan dan profil resiko yang bisa kita ambil, bisa investasi kedalam emas, reksadana, obligasi, saham ataupun property. Karena untuk saat ini sudah banyak lembaga atau perusahaan yang terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan), jadi kita bisa cari informasi lewat social media maupun website resminya.

Dimana saja kita bisa berinvestasi? Investasi untuk saat ini sangat mudah, tidak harus Deposito ke Bank. Yakni kita bisa investasi di Pegadaian, Lembaga Keuangan, Perusahaan Sekuritas, Properti, dan Berbisnis juga bisa.
Bagaimana cara untuk belajar berhenti merokok? Yang pertama niat untuk tidak merokok kembali, kemudian berusaha untuk mencoba mengurangi sampai berhenti untuk tidak merokok atau vape lagi. Dan yg terakhir berdoa agar tidak merokok kembali.

Lalu bagaimana cara untuk memulai investasi? Dari pengalaman pribadi yang sudah dilakukan sejak tahun 2017 lalu, jika ingin investasi Emas kita bisa daftar di Pegadaian dengan cara membuka rekening tabungan dahulu dengan modal Rp100.000 dan Ktp kita sudah bisa menabung emas.
Jika ingin investasi Reksadana kita bisa daftar dahulu seperti diaplikasi Bibit, Bareksa, dan Tanamduit dengan modal Rp10.000 sudah bisa memiliki Reksadana. 
Kemudian jika memang ingin mencoba profil resiko yang lebih tinggi, bisa coba untuk investasi Saham dengan membuka akun terlebih dahulu di perusahaan sekuritas seperti IPOT dengan modal Rp100.000 atau Stockbit dengan modal Rp500.000 sudah bisa memilih dan memiliki saham dari suatu perusahaan. Atau jika ingin memiliki usaha sendiri bisa mencoba untuk berbisnis kecil-kecilan dengan modal sesuai kemampuan dan yang terpenting konsisten melakukannya.

Cobalah untuk sayangi kesehatan dari penyakit akibat merokok atau nge-vape dan mengurangi pengeluaran dana akibat efek yang ditimbulkan. Lebih baik ditabung atau diinvestasikan untuk membantu masa depan lebih cerah. Terkadang jika sudah candu itu susah, (apalagi jika Rindu, ehh). Selagi ada niat mudah-mudah bisa.

                                  # # #