LEBIH BAIK HIDUP DARI SAMPAH
DARI PADA HIDUP JADI
SAMPAH
(Gerobak pengangkut sampah) |
(Tumpukan berbagai macam sampah) |
Sampah adalah barang sisa yang
harus dibuang dan sudah tidak lagi bermanfaat. Sampah memiliki banyak ragam
bentuk dan bau yang sangat tidak sedap. Untuk itulah apapun yang tidak berguna
dan bermanfaat serta mengganggu disebut sampah. Namun bukan hanya sampah barang
saja, manusia juga sama seperti sampah, jika dirasa tidak berguna bagi orang
lain dan mengganggu bahkan membuat susah itu sama halnya dengan sampah, atau
yang kita kenal dengan sampah masyarakat.
Kita ketahui bahwa di penjara
kita saat ini banyak di penuhi oleh orang-orang yang terhormat dan memiliki
status/profesi/jabatan yang tinggi dalam lingkungan masyarakatnya. Seperti
bupati, walikota, gubernur dan para menteri di istana negara sana. Bahkan saat
ini disesaki pula oleh hakim, jaksa dan para pengacara yang mempunyai gelar
tinggi. Ditambah juga para politisi baik ketua maupun petinggi partai lainnya,
yang umumnya mereka pandai, terpelajar dan sangat kaya.
Mereka semua telah menyampahi dan
menjadi sampah di negeri ini dengan semua tindakan kotornya. Mereka kalah oleh
para tukang sampah yang mengambil sampah keliling kampung demi kampung dengan
gerobaknya untuk mengumpuli sampah yang begitu kotor dan sangat bau, tapi jauh lebih
baik dari mereka-mereka yang menjadi sampah masyarakat.
Tanpa kita sadari, sebenarnya
kita semua dapat menjadi sampah masyarakat. Apapun dan siapun diri kita. Tidak
peduli kita kaya atau miskin, tak peduli kita berpendidikan tinggi atau rendah,
dan tak peduli setinggi apapun status/profesi/jabatan yang kita miliki. Karena
manusia tak ada yang sempurna, tapi setidaknya kita mencoba melakukan perubahan
yang lebih baik agar tak menjadi sampah dalam masyarakat.
Untuk itu inilah beberapa solusi
dalam menangani sampah yang ada dalam masyarakat yang semakin memprihatinkan
(bukan sampah masyarakat), setidaknya dengan niat dan gerakan kecil kita mampu
mengurangi pencemaran yang ada dilingkungan sekitar kita.
1. Gerakan mengurangi sampah
a. Dalam tingkat industri,
gerakan ini dapat dilakukan mulai dari merancang kemasan produk, penentuan
bahan kemasan produk, hingga bertanggung jawab terhadap kemasan produk yang
berada di tingkat konsumen, sehingga ramah lingkungan.
b. Dalam tingkat konsumen/masyarakat,
gerakan ini dapat dilakukan dengan merubah kebiasaan yang menyebabkan timbulnya
sampah, salah satunya ketika berbelanja di pasar atau supermarket bawalah
kantong/tas khusus agar meminimalisir beredarnya kantong kresek.
2. Ubahlah sampah menjadi
berkah
Mungkin ditelinga kita sampah itu
tetap sampah, tapi sekarang cobalah untuk merubah pemikiran dan cara pandang
kita terhadap sampah. Ternyata sampah dapat menjadi berkah. Cara yang dilakukan
adalah dengan memilah dan memilih sampah tersebut menjadi beberapa jenis.
a. Sisa makanan/potongan bahan
sayuran, dapat kita olah dan manfaatkan menjadi pupuk kompos.
b. Botol plastik bekas, potongan
paralon/ selang, dan bahan plastik lainnya, dapat kita infaqkan ke pemulung
atau kita olah dan manfaatkan dengan membentuk Bank Sampah menjadi berbagai
kerajinan yang bernilai jual.
c. Logam (kaleng,kawat,paku),
dapat kita kumpulkan untuk di infaqkan ke pemulung atau dikelola oleh
masyarakat dengan membentuk bank sampah.
d. Kertas, kardus, karton dan
sejenisnya, dapat kita infaqkan ke pemulung atau kita olah dan manfaatkan untuk
berbagai keperluan lain.
e. Plastik/kantong kresek, dapat
kitaolah dan manfaatkan menjadi bebagai kerajinan yang bernilai jual, seperti
tas, dompet, sandal dan kerajinan lainnya.
f. Sampah B3 rumah tangga
(baterai bekas, pecahan kaca, jarum dan sejenisnya), dapat kita kumpulkan untuk
kemudian dikelola secara khusus oleh petugas kebersihan kota.
3. Gerakan Bank sampah di
masyarakat
Bank sampah adalah sebuah kreasi
inovatif yang dilakukan masyarakat dalam mengolah dan memanfaatkan sampah yang
ada disekitar dengan cara dikumpulkan, dipilah dan dipilih yang akhirnya dibuat
kerajinan yang bernilai jual, sehingga secara tidak langsung dapat mengurangi
sampah dan mendapat keuntungan pastinya.
“Manusia yang kreatif dan inovatif tak bisa dinilai hanya
dari suatu pekerjaanya saja, namun sesungguhnya dinilai dari suatu tindakannya
yang nyata”