Jumat, April 24, 2020

CORONA, MEMBUAT PENAT NAMUN NIKMAT

Haii dunia apa kabar denganmu hari ini? Semoga kamu baik-baik saja yah.


Sudah sekian lama dan hampir sebulan lebih saya tidak bertemu denganmu diluar. Saat ini dunia luar seperti hal unik yang harus di doakan bagi setiap penghuni negeri ini, khususnya Bumi Pertiwi Indonesia yang saat ini sedang sakit terkena Pandemi Covid-19. Semoga keadaan ini segera berakhir dan kembali pulih, baik di Nusantara sendiri ataupun luar negeri lainnya.

Masa isolasi diri memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Rasa bosan, suntuk dan cemas selalu datang silih berganti, ditambah lagi pola hidup yang berubah yakni aktivitas harian yang dilakukan tidak seperti biasanya. Membuat didalam rumah terasa seperti dalam sangkar yang beruji, terkurung dan tidak bisa terbang bebas kesana kemari yang akhirnya membuat tertekan dan stress.

Namun hal tersebut tidak berlaku bagi saya. Mungkin iya sebagian merasa gelisah dan menggerutu akan hal tersebut, tetapi saya menikmatinya. Karena ada sesuatu hal yang terasa nikmat dalam masa isolasi mandiri ini. Yakni suatu kesempatan yang jarang sekali saya dapatkan disaat sibuk dengan aktivitas tiap harinya, apalagi suasana ibu kota Jakarta yang begitu macet dan padat.
Yang saya rasakan di masa isolasi adalah suatu kesempatan yang langka dimana bisa beristirahat dengan tenang dirumah, beristirahat dari hiruk pikuknya kota Jakarta yang begitu padatnya ditiap harinya. Inilah saatnya menikmati dalam keheningan dan mencoba untuk mencintai diri sendiri.

Kenyamanan, ketenangan, dan kedamaian adalah tiga hal yang saya rindukan di kehidupan ini. Namun ketiganya hilang ditelan hiruk pikuknya kota ini. Ditambah lagi kondisi tersebut diperparah dengan adanya keadaan perstiwa dunia dalam beberapa bulan terakhir hingga saat ini. Hari demi hari kian kacau, dan tentunya termasuk sejarah tersuram dari tahun-tahun yang sebelumnya.

Apalagi ditambah dengan berita-berita yang tak bersumber membuat pikiran menjadi tidak bisa beristirahat dengan tenang, yang membuat saya tidak pernah bisa hadir sepenuhnya dalam kehidupan untuk mencintai diri sendiri.
Namun saya tetap berterimakasih untuk masa isolasi mandiri ini, karena saya menjadi punya kesempatan untuk menata dan mencintai diri dari yang sebelumnya terlanjur berantakan.

Tepat sejak 20 maret lalu, saya diliburkan oleh bagian manajemen tempat saya bekerja. Berada dirumah yang berada diperbatasan antara Jaksel dan Tangsel ini nyaris cukup sempurna. Karena memang akses jalan antar kota begitu mudah untuk dilalui.

Minuman hangat aroma teh dan jahe yang melegakan tenggorokan saya buat sendiri menemani saya dipagi hari ini. Sepasang kupu-kupu yang kian kemari hinggap di bunga yang sedang mekar menjadikan pagi ini penuh warna, walau hanya diteras rumah, ditemani hadirnya paman dan adik yang menambah suasana menjadi berwarna.

Sekitar jam sembilan saya mengikuti anjuran untuk berjemur diteras samping rumah sekaitar lima belas menit, untuk sekedar menghangatkan tubuh dan setidaknya sedikit menghilangkan virus-virus yang menempel pada tubuh. Dan setelah berjemur saya coba untuk bermeditasi dan menyendiri. Saya coba untuk menarik nafas dan menghembuskan kembali dengan perlahan dan sadar, merasakan juga angin-angin tertiup yang membuat bulu dan rambut sekitar kepala bergoyang. Tenangnya hari ini, pikiran pun menjadi lebih santai.

Hujan biasanya mengguyur pada saat sore hari. Seduhan kopi membuat nikmat disore hari, juga musik-musik radio yang membuat suasana menjadi santai ditambah candaan para penyiarnya.

Itulah moment me-time yang selalu saya lakukan pada sore hari. Dan ketika malam harinya saya mendengarkan podcast berita maupun cerita yang menambah pengetahuan dan menghibur sebelum menjelang tidur. Tak lupa juga saya mencoba untuk bercerita dengan jurnal harian. Mencoba untuk lebih mengenali lebih jauh berbagai kecemasan dan harapan dalam diri, serta laporan pengeluaran setiap harinya.

Setelah itu saya membersihkan diri, sekedar untuk cuci muka dan sikat gigi untuk membersihkan dari kotoran, dan akhirnya beranjak kekasur untuk tidur. Inilah tidur nyenyak dengan waktu yang selalu sama setiap harinya. Sebuah kenikmatan juga, sebelum tidur selalu berselancar didunia maya yang hingga pada akhirnya terlelap dengan sendirinya.

Lebih dari sebulan hal tersebut menjadi rutinitas yang saya lakukan setiap hari. Tetapi bukan rutinitas sih, hanya sekedar ritual yang saya lakukan. Karena rutinitas harian cenderung bergerak secara autopilot atau tepatnya berjalan dengan sendirinya, yah lebih ke terpaksa sih. Namun hal ini berbeda bagi saya, karena dilakukan secara penuh kesadaran dan membuat diri saya hadir didalamnya yang biasa saya sebut sebagai ritual harian.

Masa isolasi mandiri, saya punya banyak waktu untuk menata hidup. Ritual harian ini membuat saya lebih hidup, hadir dan sadar sepenuhnya menjalani hari demi hari. Mungkin ibarat jam tangan, tubuh sadar akan aturan  waktunya sendiri. Ia akan merasa mengantuk pada waktu yang sama dan akan mencari sinar matahari pada waktu yang sama. Sedikit demi sedikit pola hidup kembali teratur.

Tidak ada rasa bosan sedikitpun. Mungkin penat pasti, namun saya menikmatinya. Saya mencoba tidak membiarkan waktu terbuang sia-sia. Saya juga mencoba memberi waktu sepenuhnya untuk setiap hobi yang terlupakan selama ini. Saya mencoba lagi untuk kembali mendesain grafis, membaca, menulis, memfoto dan mengeditnya, hingga memasak. Semangat yang dulu pernah hilang kini kembali bergairah.

Apa saya lekas sembuh dengan keadaan seperti ini, tentunya tidak. Saya tidak menolak rasa khawatir yang terus mengganggu. Tentunya saya rutin untuk mengecek keadaan suhu tubuh dan minum vitamin ataupun jamu tiap harinya, untuk menambah kekebalan imun pada tubuh. Saya juga takut tiba-tiba merasakan adanya gejala batuk dan sakit tenggorokan akibat Covid-19.

Khawatir? Yah tentunya, tapi hal itu tidak lagi saya takuti yang dapat membuat panik. Dengan kondisi tersebut saya mencoba belajar untuk mencintai diri sendiri dan belajar menerima kondisi diri seutuhnya.

Sungguh hal ini menjadikan sebuah kenikmatan tersendiri yang jarang saya rasakan dan dapatkan sebelumnya. Kembali mendapatkan kehidupan dan nyaman, tenang, dan damai, itulah tanda bahwa saya telah kembali mencintai diri sendiri.

Hal ini bukanlah khayalan, tetap nikmati, cintai diri dan hilangkan penat.

 * * *

Hari ini langit cukup berawan dan mendung pada sore saat ini, walaupun tadi awan sempat mengguyur dan mengeluarkan air sedikit untuk membasahi di tempat saya tinggal, yah memberikan keberkahan tersendiri khususnya satu hari sebelum memasuki awal Ramadhan.

Saya pun mencoba membuka jurnal harian dan mengetik “yahh, mungkin bumi saat ini telah kedatangan tamu bernama Corona, yang membuat penat penghuni negeri. Namun bumi meminta jamulah Corona dan belajar darinya untuk lebih mencintai diri sendiri, sayangi orang disekitar, hidup bersih dan buatlah menjadi nikmat.

# # # 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar